Persediaan
adalah barang yang dimiliki untuk dijual atau untuk diproses selanjutnya
dijual. Berdasarkan pengertian di atas maka perusahaan jasa tidak memiliki
persediaan, perusahaan dagang hanya memiliki persediaan barang dagang sedang
perusahaan industri memiliki 3 jenis persediaan yaitu persediaan bahan baku,
persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual).
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.
Dalam laporan keuangan, persediaan merupakan hal yang sangat penting karena baik laporan Rugi/Laba maupun Neraca tidak akan dapat disusun tanpa mengetahui nilai persediaan. Kesalahan dalam penilaian persediaan akan langsung berakibat kesalahan dalam laporan Rugi/Laba maupun neraca.
Dalam perhitungan Rugi/Laba nilai
persediaan (awal & akhir) mempengaruhi besarnya Harga Pokok Penjualan
(HPP).
HPP = PERSEDIAAN AWAL+PEMBELIAN
BERSIH– PERSEDIAAN AKHIR
Untuk mencatat taransaksi-transaksi
yang mempengaruhi nilai persediaan, terdapat 2 metode sebagai berikut :
1. Metode Pisik/Periodik
(Periodik/Phisical Inventory System)
Dalam metode ini pencatatan persediaan hanya dilakukan pada
akhir periode akuntansi melalui ayat jurnal penyesuaian. Transaksi yang
mempengaruhi persediaan, dicatat masing-masing dalam perkiraan tersendiri
sebagai berikut: Pembelian , Retur pembelian , Penjualan dan Retur
penjualan.
PERIODE AWAL
Perobahan persediaan
(Harga Pokok)
|
999,999.99
|
|
Persediaan
|
999,999.99
|
PEMBELIAN
Pembelian (Harga Pokok)
|
999,999.99
|
|
Ppn
|
999,999.99
|
|
Utang / Kas
|
999,999.99
|
PENJUALAN
Piutang/ Kas /Bank
|
999,999.99
|
|
Penjualan
|
999,999.99
|
|
Ppn
|
999,999.99
|
AKHIR PERIODE
Persediaan
|
999,999.99
|
|
Perubahan Persediaan (Harga Pokok)
|
999,999.99
|
Untuk mendapatkan nilai persediaan secara periodik dilakukan
perhitungan fisik (Stock Opname).
Metode ini sudah mulai ditinggalkan karena secara jelas
tidak mendukung integrasi system dimana, sepanjang peridode akuntansi berjalan
tidak tersedia data mengenai posisi persediaan. Hal ini menyebabkan data
bagian akuntansi kurang mendukung operasional. Laporan neraca dan
rugilaba tidak akan dapat dibuat sebelum nilai persediaan diketahui.
2. Metode Perpetual (Continual Inventory System)
Dalam metode ini pencatatan persediaan dilakukan setiap
terjadi transaksi yang mempengaruhi persediaan. Saldo perkiraan persediaan akan
menunjukan saldo persediaan yang sebenarnya. Dengan demikian pada saat
penyusunan laporan keuangan tidak diperlukan ayat jurnal penyesuaian.
Pencatatan transaksi kedalam perkiraan persediaan, adalah berdasarkan harga
pokok produksi, baik transaksi pembelian maupun penjualan. Metode ini akan
menampilkan dapat menyediakan laporan neraca setiap saat baik untuk di
print_out maupun secara visual.
A.
WAKTU PEMBELIAN
Persediaan
|
999,999.99
|
|
Ppn
|
999,999.99
|
|
Utang/Kas/Bank
|
999,999.99
|
B.
WAKTU DISTRIBUSI (PEMAKAIAN)
Persediaan barng dalam proses
|
999,999.99
|
|
Pesediaan bahan baku
|
999,999.99
|
C.
PENERIMAAN HASIL PRODUKSI
Persediaan barang Jadi
|
999,999.99
|
|
Persediaan Dalam Proses
|
999,999.99
|
PENJUALAN
1.
Harga Jual
Piutang/Kas/Bank
|
999,999.99
|
|
Penjualan
|
999,999.99
|
|
Ppn
|
999,999.99
|
2.
Harga Pokok
Harga Pokok Penjualan
|
999,999.99
|
|
Persediaan Barang yang dijual
|
999,999.99
|
PENYESSUAIAN AKHIR
1.
JIKA SALDO SEMENTARA < STOCK OPNAME
Koreksi persediaan/Barang dalam
proses
|
999,999.99
|
|
Koreksi pemakaian bahan
|
999,999.99
|
2.
JIKA SALDO SEMENTARA > STOCK OPNAME
Koreksi pemakaian Bahan
|
999,999.99
|
|
Persediaan/Barang dalam prosess
|
999,999.99
|
Walaupun system perpetual
menyediakan data persediaan secara terus menerus namun tetap diperlukan
perhitungan fisik yang berfugnsi untuk mencocokan fisik dengan catatan
buku.
Penilaian Persediaan
Masalah-masalah yang timbul dalam
penilaian persediaan dalam satu periode adalah :
Menetapkan jumlah dan nilai
persediaan yang sudah terjual / sudah menjadi biaya.
Menentukan jumlah dan nilai
persediaan yang belum terjual (yang harus dilaporkan dineraca)
Harga Pokok (Cost) dalam persediaan
adalah semua pengeluaran-pengeluaran langsung/tidak langsung yang timbul untuk
perolehan penyiapan dan penempatan agar persediaan tersebut dapat dijual.
Terdapat
beberapa biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan antara lain harga
beli, biaya-biaya pembelian, ongkos angkut, pajak, asuransi, pergudangan dan
lain-lain, namun harga pokok barang biasanya hanya terdiri dari harga
beli ditambah ongkos angkut sedangkan biaya-biaya lain dicatat sebagai biaya
dalam perkiraan tersendiri untuk periode yang bersangkutan.
Dalam perusahaan industri maupun
perusahaan dagang, transaksi menyangkut persediaan adalah hal pokok
yang menyangkut sebagian besar system akuntansi. Untuk itu perlu
dibedakan dengan jelas sehingga dapat dipahami bahwa subs system
Inventory hanyalah bagian tertentu dari persediaan
Subs system yang secara langsung
berkaitan dengan persediaan adalah Accounts Payable, Accounts Receivable
sedangkan Kas yang telah kita bahas dapat berhubungan secara langsung dan
dapat pula tidak.
Subs System Inventory, Purchase dan
Invoice biasa merupakan subs system khusus mengolah data operasional yang
menghasilkan output sebagai bukti transasksi yang digunakan sebagai dasar
pecatatan ke buku besar buku jurnal.
Persediaan dicatat melalui jurnal
Pembelian dan jurnal penjualan sesuai dengan pilihan metode yang dipilih. Pada
aplikasi ini adalah system perpetual Inventory. Proses menyusun jurnal
transaksi dilakukan oleh aplikasi dari file transaksi sehingga pemakai hanya
mencatat transaksi pada formulir elektronik yang disediaakan selanjutnya
adalah tugasnya komputer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar